Laman

Minggu, 06 Januari 2013

Menjadi Mahluk Peka Terhadap Peristiwa


"Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, Maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal."

Subhanallah betapa Allah menurunkan ayat ini supaya manusia sadar betapa sayangnnya Allah kepada mahluknya sampai airpun dibahas sebagai suatu sumber kehidupan bagi seluruh mahluk yang ada dimuka bumi, artinya apa bahwa manusia jangan sampai salah kaprah dalam menggunakan air. Allah menurunkan hujan dengan segenap ketulusan kepada manusia supaya digunakan sebijak mungkin.
Baca Selengkapnya.........
Air sebagai awal kehidupan pernah ungkapkan oleh filosof asal yunani yaitu Thales, Thaes berfikir dengan melihat fenomena masyarakat yunanai pada waktu itu yang masih berfikir dalam dunia mistis percaya terhadap dewa-dewa yang ada, sedangkan dewa-dewa yang disembah oleh masyarakatnya itu tidak memberikan kontribusi yang nyata bagi kehidupan, thales mengamati semua kehidupan masyarakat yunani yang terus membutuhkan air, sehingga ia menyimpulkan bahwa seumber dari bumi ini adalah air. Subhanallah sekali bahwa orang seperti thales berfikir sampai air itu adalah awal dari terbentuknya dunia. Seperti ayat yang difirmankan oleh allah dalam surah az-zumar ayat 19 allah mengungkapkan “Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit,. Maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya,.
Dalam sejarah bahwa air yang diturunkan oleh Allah paling dahsyat adalah pada jaman nabi Nuh adalah sebagai peringatan untuk mahluknya yang ingkar, hujang yang maha dahsyat diturunkan oleh Allah sehingga hampir sebagian bumi terkurung oleh air akibat ulah umat nabi Nuh yang diajak untuk bertauhid tapi ingkar terhadap Allah, Allah telah memperingatkan umat nabi nuh agar beribadah kepada Allah SWT sebagai tuhan yang patut disembah. 
Dari ayat tersebut kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa allah semata-mata menciptakan sesuatu ada manfaatnya namun ada pula madaratnya apabila mahluknya telah ingkar maka tunggulah eringatan dari Allah. Kawankuku yang budiman, bagi kita syukur atas segala sesuatu yang diberikan oleh Allah berarti kita telah menerima rahmatnya sehingga segela sesuatu yang diberikan oleh allah menjadi berkah dan bermangfaat bagi kita dan semua mahluknya. Ayat ini pula mengajarkan kita untuk selalu memperhatikan dan kita sebagai kader ulul albab artinya haru peka terhadap segala sesuatu yang menjadi fenomena di Masyarakat.
Mahluk peka yang ideal, manusia adalah mahluk sosoial yang senantiasa saling membutuhkan satu sama  lain, sebagai individu tidaklah mungkin dia akan bertahan hidup sendiri, dari individu-individu yang saling membutuhkan terbentuklah masyarakat kacil, ambil contoh adalah keluarga, kemudian masyarakat yang besar.
Sebagai mahluk ideal yang peka, peka terhadap ciptaan tuhan peka terhadap mahluk yang diciptakan tuhan peka terhadap sesama manusia. Menjadikan kita menjadi mahluk yang dimuliakan oleh allah, air sebagai salahsatu contoh untuk disyukuri dan digunakan oleh Allah kepada manusia untuk digunakan sebaik mungkin, baik itu digunakan untuk bertani sehingga taninya baik, digunakan untuk minum supaya kita tidak dehidrasi, dan masih banyak lagi air  digunakan sehingga berguna bagi kita.
Sehingga akhirnya apa, kita mendapat hikmah dari Allah dan kita digolongkan dalam orang-orang  berfikir jernih yaitu mereka yang ulul albab.   
Menjadi kader ulul alabab betul-betul menjiwai akan ruh intelaktual dengan penuh rasa cinta dari hati yang terdalam. Karena suku kata Albab itu adalah jamak dari Lubb yang artinya paling dalam maka berfikir jernih dalam konteks ulul albab ini saya mengaris bawahi adalah berfikir berangkat dari hati yang jernih diresfon oleh pikiran dari otak kita yang positif.