"Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya
Allah menurunkan air dari langit, Maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di
bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam
warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian
dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal."
Subhanallah
betapa Allah menurunkan ayat ini supaya manusia sadar betapa sayangnnya Allah
kepada mahluknya sampai airpun dibahas sebagai suatu sumber kehidupan bagi
seluruh mahluk yang ada dimuka bumi, artinya apa bahwa manusia jangan sampai
salah kaprah dalam menggunakan air. Allah menurunkan hujan dengan segenap
ketulusan kepada manusia supaya digunakan sebijak mungkin.
Baca Selengkapnya.........
Baca Selengkapnya.........
Air
sebagai awal kehidupan pernah ungkapkan oleh filosof asal yunani yaitu Thales, Thaes
berfikir dengan melihat fenomena masyarakat yunanai pada waktu itu yang masih berfikir
dalam dunia mistis percaya terhadap dewa-dewa yang ada, sedangkan dewa-dewa
yang disembah oleh masyarakatnya itu tidak memberikan kontribusi yang nyata
bagi kehidupan, thales mengamati semua kehidupan masyarakat yunani yang terus
membutuhkan air, sehingga ia menyimpulkan bahwa seumber dari bumi ini adalah
air. Subhanallah sekali bahwa orang seperti thales berfikir sampai air itu
adalah awal dari terbentuknya dunia. Seperti ayat yang difirmankan oleh allah
dalam surah az-zumar ayat 19 allah mengungkapkan “Apakah kamu tidak
memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit,. Maka
diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air
itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya,.
Dalam
sejarah bahwa air yang diturunkan oleh Allah paling dahsyat adalah pada jaman
nabi Nuh adalah sebagai peringatan untuk mahluknya yang ingkar, hujang yang
maha dahsyat diturunkan oleh Allah sehingga hampir sebagian bumi terkurung oleh
air akibat ulah umat nabi Nuh yang diajak untuk bertauhid tapi ingkar terhadap
Allah, Allah telah memperingatkan umat nabi nuh agar beribadah kepada Allah SWT
sebagai tuhan yang patut disembah.
Dari
ayat tersebut kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa allah semata-mata
menciptakan sesuatu ada manfaatnya namun ada pula madaratnya apabila mahluknya
telah ingkar maka tunggulah eringatan dari Allah. Kawankuku yang budiman, bagi
kita syukur atas segala sesuatu yang diberikan oleh Allah berarti kita telah
menerima rahmatnya sehingga segela sesuatu yang diberikan oleh allah menjadi
berkah dan bermangfaat bagi kita dan semua mahluknya. Ayat ini pula mengajarkan
kita untuk selalu memperhatikan dan kita sebagai kader ulul albab artinya haru
peka terhadap segala sesuatu yang menjadi fenomena di Masyarakat.
Mahluk
peka yang ideal, manusia adalah mahluk sosoial yang senantiasa saling membutuhkan
satu sama lain, sebagai individu
tidaklah mungkin dia akan bertahan hidup sendiri, dari individu-individu yang
saling membutuhkan terbentuklah masyarakat kacil, ambil contoh adalah keluarga,
kemudian masyarakat yang besar.
Sebagai
mahluk ideal yang peka, peka terhadap ciptaan tuhan peka terhadap mahluk yang
diciptakan tuhan peka terhadap sesama manusia. Menjadikan kita menjadi mahluk
yang dimuliakan oleh allah, air sebagai salahsatu contoh untuk disyukuri dan
digunakan oleh Allah kepada manusia untuk digunakan sebaik mungkin, baik itu
digunakan untuk bertani sehingga taninya baik, digunakan untuk minum supaya
kita tidak dehidrasi, dan masih banyak lagi air
digunakan sehingga berguna bagi kita.
Sehingga
akhirnya apa, kita mendapat hikmah dari Allah dan kita digolongkan dalam
orang-orang berfikir jernih yaitu mereka
yang ulul albab.
Menjadi kader ulul
alabab betul-betul menjiwai akan ruh intelaktual dengan penuh rasa cinta
dari hati yang terdalam. Karena suku kata Albab itu adalah jamak dari Lubb yang
artinya paling dalam maka berfikir jernih dalam konteks ulul albab ini saya
mengaris bawahi adalah berfikir berangkat dari hati yang jernih diresfon oleh
pikiran dari otak kita yang positif.