Laman

Selasa, 25 Oktober 2011

Seputar Nasionalisme Di Indonesia


Oleh: Dedi Abdul Hakim.
A. Pendahuluan
Upaya sitim politik Balas Budi yang di lakukan oleh pihak Belanda jelang awal abad 20 M yang dicanangkan oleh gubernur Jendral Van Deventer, maka sebagai upayanya adalah mendirikan sekolah-sekolah moderen untuk mempersiapkan kaum pangreh praja yang bersedia tunduk dan bekerja pada pemerintah Hindia Belanda. Maka dimulailah upaya tersebut untuk merubah tatanan masyarakat pribumi secara perlahan dengan mencoba menyusupkan pemikirran dan pemahaman barat kepada masyarakat ningrat, dengan pengantar bahasa Belanda kemudian guru yang didatangngkan juga dari Belanda, sehingga prilaku dan pemahaman akan sikap nasionalinya cukup meragukan. Masuk pada tahun 1920-an Belanda mendirikan sekolah tidak hanya untuk kaum ningrat saja, akan tetapi bagi rakyat biasa juga ada, akan tetapi diperuntukan bagi mereka yang memiliki darah keturunan yang pernah bekerja pada pihak pemerntah, dari sana mulailah lahir para pemikir dan perumus kemerdekaan Indonesia.
Jelang abad 20 ini, gerkan perlawanan terhadap belanda lebih ter arah terhadap akomodasi politik yang mengarah tidak pada kekerasan, karena diantara para pelajar yang memiliki rasa keperihatinan akan kehidupan bangsa dan masyarakat yang tertindas oleh kaum kolonial. kita kenal dengan tokoh kemerdekaan seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, Tan Malaka, Amir Syafrudin, kemudian beberapa tokoh nasional lainya yang mendapat pendidikan barat lainnya yang masih banyak lagi.
Dengan banyaknya tokoh-tokoh nasional yang mendapat pendidikan barat serta pertumbuhan penduduk dengan cepat ditambah penggunaan teknogi moderen, nampaknya ini menjadi suaatu perubahan sosial politik bagi perjalanan bangsa ini. Kemudian  nilai-nilai tradisi di masyarakat yang dipegang oleh masyarakat perlahan dikonprontasikan pada nilai-nilai yang baru. Bahkan perlahan melepaskan dan tidak menganggap tabu. Itulah yang menjadi permasalahan politik pada awal abad 20. Diantara masyarakat ada yang mencari kebenaran dengan lari kepada pemikiran Islam, ada juga yang kembali pada tradisi lama dengan mengkomparasikan antara kebudayaan lama dengan pola modern kemudian lebih condong pada pemikiran barat. Sehingga tak ayal dari mereka saling bertentangan dalam memperjuangkan kemerdekaan.  Kemudian ada yang di itilahkan islam kiri, dengan mengadopsi pemikiran Marxis. Terlebih karena tertindas oleh kaum kolonial.
Maka dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia ada yang berhaluan sosialis islamis, dan adajuga yang berhaluan sosialis ekstrim. Semua tokoh kemerdekaan saya kira menggunakan pola pikir sosialis. Karena hal ini relefan dari sebuah Negara yang mengingnkan sebuah revolusi perubahan akibat dari praktik kolonialisme yang berkepanjangan.
Maka dari itu penulis ingin membahas mengenai permaslahan gerakan Nasionalis Islamis dan gerakan Nasionalis Ekstrimis dan Gerakan Nasionalis Sekuler. Dalam memeperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
B. Pembahasan
1. Gerakan Nasional Indonesia
Arti dari gerakan secara bahasa. kita dapat melihatnya dalam kamus bahasa Indonesia yang berawalan gerak yang berarti peralihan tempat atau kedudukan, baik hanya sekali saja maupun berkali-kali, bila diberi imbuhan an menjai kata gerakan yang berarti perbuatan atau keadaan bergerak. Barang kali pembaca bisa menterjemahkan atau menginterpretasikan sendiri arti dari Gerakan Nasionalis. Yang jelas esensi dari katata tersebut sama.
Gerakan nasional lahir dari sebuah ide dan cita-cita bersama untuk membentuk sebuah wadah Negara yang bebas (merdeka dari kolonialisme) sehingga terciptanya sebuah haluan yang jelas dan mengakar sehingga menjadi idiologi, karena adanya rasa senasib dan sepenaggungan.
Pergerakan nasional yang di pelopri oleh Bung Hatta sebagai actor intelektual yang memunculkan gagasan (manifesto politik) pada tahun 1925. Gerakan kemerdekaan di Indonesia sejak abad 19 telah hadir dengan  kesadaran kemerdekaan dari penjajahan. Namun, pada abad 19 kesadaran akan kemerdekaan di wujudkan dengan perlawanan dengan jalan kekerasan dan itu pun bersifat kedaerahan serta kesukuan, belum terintegrasi dalam satu pemikiran perumusan suatu Negara kesatuan. Kemudian abad 20 baru lah ketika gerakan nasional itu muncul dengan jalan intlektual. Sehingga terumuskan pengertian Indonesia-bangsa-Indonesia. Sehingga terwujudnya sikap nasionalisme, untuk memulai anti terhadap kolonial. Maka dari itulah muncul sebuah ide gagasan penyatuan bangsa Indonesia dalam suatu wadah Negara Indonesia, ide yang tertuang telah menjadi sebuah haluan untuk bergarak, terwujudlah idiologi sebuah gerakan nasional Indonesia sebagaimana Kartodirdjo ungkapkan.
Idiologi yang muncul atas dasar tiga landasan teori, yaitu pertama kebudayaan (culture) “ suatu bangsa adalah kelompok manusia dengan persamaan kebudayaan”
Kemudian teori yang kedua adalah teori Negara” terbentuknya suatu Negara ditemtukan oleh penduduk yang ada didalamnya”.
Ketiga teori kemauan (wills) syarat mutlak bagi terbetuknya nation adalah adanya kemauan berama dari sekelompok manusia dalam bentuk ikatan suatu bangsa tanpa memandang perbedaan suku, dan lainya untuk hidup bersama.
Latak geogarafis Indonesia ada di posisi ketiga yaitu teori kemauan/”psyehalesical state of mind”hal ini terjadi karena ada dua factor, diantaranya sebagai berikut:
1. Faktor terbentuknya Indonesia itu diambil dari dua sudut yaitu faktor objektif dan subjektif.
2. Factor subjektif membicarakan, berupa kemauan, sentiment, aspiratif(cita-citanya kuat) ada hasrat atau kemauan yang tinggi. Kemudian faktor kedua yaitu faktor objektif yang bersifat mengikuti zaman (sejak ekonomi, teknologi, politik, dan geografis) yang berkembang pesat.
Menutrut sartono Kartodirdjo bahwa identitas Negara didasarkan pada kesadaran sejarah, kesadaran ini melahirkan kesadaran Nasional dan Identitas Nasional (suku dan etnis) identitas ini lahir karena berawal dari adanya kesadaran nasional. Sehingga disebut nasionalisme, sebagai idiologi yang melahirkan teologi sehingga arah dan tujuannya melahirkan sebuah genelogi yang bersifat pluralistic yang akan mendorong terjadinya sosial poltik yang digawangi oleh kaum intelektual.
Gerakan nasionalis adalah memunculkan gerakan inovasi untuk menyesuaiankan diri dari lanjutan kesadaran nasional, yang tidak bersifat primordial untuk menuju pada asosional regional nasional Indonesia dengan baik.
Terbentuknya perhimpunan Indonesia merupakan gerakan nasional sebagai wadah organisasi nasional untuk merumuskan kemerdekaan Indonesia, maka organisasi ini di tuntut untuk mewjudkan kemerdekaan dengan konsep nasional yang jelas maka Peran bung Hatta dalam gerakan ini penting mengingat gejala inovasi, yang pro akan kebebaan Negara. Maka pro liberalisai merupakan suatu wujud dari gejala konsekuensi dari bangsa pluralistic dari berbagai bangsa daerah di Indonesia. Maka terjadilah polarisasi antara radikal moderat yang cenderung pada kemerdekaan untuk mewujudkan lembaga social. Sehingga pada akhirnya menjadi gerakan etis sosialis. Karena mempunyai nasib, ras, agama dan Negara untuk deperstukan dalam satu misi merdekanya Indonesia.
Sehingga proses tempat, waktu, budaya dan alur sebuah kenegaraan akan terwujud. Imbas dari kesadaran sejarah. Sehingga dituliskan oleh sejarawan, sebagaimana yang diungkapakan oleh Taufik Abdullah bahwa penulisan sejarah itu lahir akan kesadaran manusia atas berbagai pristiwa hanya untuk memahami kehidupan. Bila dikaitkan dengan kesadaran nasional, bahwa kesadaran akan bangsa yang mengingatkan kemerdekaan dari pembacaan sejarah.
Berlanjut dari kesadaran nasional, yang melahirkan wasaan perkembangan politik yang modern, Sehingga terwujudlah dua teori, yaitu pertama teori konfik dan teori keseimbangan (order). Sehingga gerakan social modern yang multi dimensional, bersifat transformasi dari tradisional melalui organisasi menuju modernisasi masyarakat. Hasil dari pemikiran kaum terpelajar dan fakta sejarah turut menentukan bangsa Indonesia.
Kaum kolonialis itu adalah kaum kausa oeganis bagi gerakan nasional dalam proses perjalanan sejarah Indonesia, corak politik kolonialsme dan sifat nasionalisme masyarakat terjajah. Bersifat prota melalui uaha-usaha perwakilan dan menuntut usaha persamaan (persataraan pendidikan) maka dari itu semenjak tahun 1900 belanda mulai menerapkan politik Etisnya dengan bermaksud politik balas budi yang di perjuangkan oleh Van De Penter. Untuk mencetak pangreh praja yang mendukung dan bekerja pada instansi pemerintahan Hindia Belanda. Imbas dari politik tersebut banyaknya para intlektual yang telah tersadarkan akan kemerdekaan Penuh. Namun akhirnya pada tahun 1942 Hindia Belanda menyerah pada Jepang sehingga berakhirlah pemerintah Hindia Belanda. dan upaya kerja sama jepang dengan tokoh nasionalis telah dibuka lebar karena jepang berangapan bahawa para tokoh nasional berpendidikan tinggi sebelumnya Hatta memiliki kedekatan ketika berkunjung ke japing tahun 1933.
Akan tetapi gerakan Nasionalisme yang telah dibangnun sejak pemerintah Hindia Belanda pada akhirnya terkurung kembali oleh Jepang dan harus dibangun kembali oleh tokoh Nasional Indonesia. Karena Jepang melarang keras gerakan nasional.
Kemudian revolusi jepang mengispirasi geakan nasionalis dari Islam sekuler dan priyayi seperti S.M kartosuwiryo, cipto mangun kusumo, Agus salim. Maka lahirlah Jong Islamite Boun, yang dilanjutkan perjuangannya pada tahun 1947 oleh PII dan HMI. sebagai gerakan yang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.  Revolusi Rusia menginspirasi tokoh-tokoh nasionalis sosialis seperti Semaun yang melahirkan Syarikat Islam Merah di Semarang dan Tan Malaka yang melahirkan gerakan marxis di Indonesia,naka lahir golongan kumunis kiri yang ekstrim malahirkan partai komunis Indonesia.
2. Golongan Komunis Ekstream Di Indonesia. Pada Tahun 1914-1920
Indische Social Demokratische Vereeninging yang disingkat (ISDV) atau asosiasi sosialis demokratik Hindia Belanda, yang didirikan oleh seorang sosialis kiri belanda yaitu Heenk Seevliet yang melahirkan Partai Komunis Hindia belanda yang disingkat (PKH) yang kemudian berubah menjadi PKI. PKI diketuai oleh Semaun. berlanjut pada tokoh Muso yang lari ke Soviet pada tahun 1936 karena dituding ikut serta dalam penggagasan pendirian Republic Soviet Indonesia hasil dari kongres internasional partai komunis, tokoh-tokoh komunis (sosialis kiri) adalah samaoen, muso, mas marco,budisoecitjro,winanta dan najoan. aidit, lukman, njoto dan sadjisman.    Yang melahirkan gerakan politik PKI dan kelompok buruh.
a. Tan Malaka Dan Nasionalisme Marxis
Berkuat pada permasalahan Tan Malaka yang sedikit dibicarakan sebagai pahlawan nasional di jaman kemerdekaan. Mungkin, Tan Malaka adalah sosok yang misterius karena keberadaanya yang selalau dicari-cari di Negara Eropa dan Asia, karena dengan pemikiranya Tan Malaka ternyata di akui sebagai tokoh nasional di berbagai Negara. Terutama di Asia Tenggara. Dengan kecerdikanya dalam menguasai bahasa setempat, serta pengalamannya sebagai aktifis komunis yang sering mengikuti kongres dan konsfirasi yang dilikukanya.
Pada tulisan Ignas Kleden, diungkapakan dalam Majalah Tempo, menurutnya ketika Tan Malaka di kejar-kejar sebagai tahanan politik, tan malaka pada tahun 1922 hampir sebagian dunia telah dia jelajahi, dari mulai kota di belanda Amsterdam dan roterdam, berlanjut perlarianya menuju berlin, moskow sampai ke Negara cina yaitu di kota kanton, hongkong, sampai kepedalaman tiongkok shianghai, amoy. Dan bergerak menuju philipina, Burma, singapura, dan penang kemudian kembali ke Indonesia pada tahun 1942.
Sebagai seorang buronan Tan Malaka mengunakan tujuh nama samara dan 13 alamat rahasia, di manila pilipina dia dikenal dengan nama Elias Fuentes dan Estahislau Riveria, kemudian di Filipina selatan dikenal dengan nama Hassan Ghozali, ketika berada di shianghai dan amoy dia adalah Ossario, ketika di selundupkan menuju Burma dia berganti nama menjadi Oong Soong Lee, dan disingapura bekerja sebagai pengajar merubah namanya menjadi Tan Ho Seng, dan terakhir kembali ke Indonesia merubah namanya menjadi Ilyas hussain dan bekerja di pertambangan Bayah.  
3. Gerakan Nasionalis Islam, kedaerahan dan Nasionalisme Sekuler
Revolusi arab yang sebalumya dipengaruhi dari prancis atas penjajahn di mesir maka lahrilah pemikr dan pembaharu seperti Syech Jamaludin Al-Afgani Dan Muhammad Abduh,  di mesir pada tahun 1883. dan gerakan politik Muhammad bin abdul wahab dengan keluarga saud di arab kemudian menjadi gerakan wahabi yang sebelum abad 20 pemikran wahabisme mempengaruhi kaum padre di minangkabau dan pada abad 20 lahirlah  Gerakan nasionalisme di gawangi oleh oramas-ormas Islam yang lahir pada tahun 1900 (Organisasi Keagamaan) Jamiatul,Khair, Al-Irsyad, Muhammadiyah, Persis, NU, Al-Wasliyah,. DLL.
Gerakan pemuda nasionalis yang digawangi oleh organsisasi kedaerahan seperti Sumatra, minahasa, pasundan, jawa kebaktian, Jong Celebes,Jong Sumatra, Jong Java dan Budiutomo.
Upaya yang dilakukan oleh kaum pribumi dalam mengupayakan kemerdekaan atas hak-hak kebebasannya yaitu dengan adanya partai pertama yaitu Indiste Partij yang di gawangi oe\leh daws decker, M.rivai yang pertama masuk didalam Dewan Rakyat (volksrad) Kemudian pada tahun 1938 dibuatlah petisi sutoarjo yang diajukan kepada Balanda namun ditolak oleh Hindia Belanda. Tetapi, usaha itu tidak berhenti disana dan selanjutnya tokoh nasionalis membentuk gabungan politik Indonesia (gapi) untuk mengusahakan pemerintah yang dibentuk untuk menjalankan pemerintahan oleh kaum pribumi. Dengan selogan “Indonesia berparlemen” namun itu juga di tolak oleh Belanda. sikap keras kepala Balanda ternyata pada akhirnya mengundang simpti tokoh nasional tergadap pemerintah jepang Dan pada puncaknya di tahun 1942 para tokoh nasional condong kepada pihak Jepang yang pada akhirnya Belanda terusir di tanah air Indonesia.
4. Nasionalis Islam Vs Nasionalis Sekuler
Apa yang di gencarkan oleh Soekarno dengan partai Nasionalis Indonesia, ternyata ini membuat sebuah curiga kaum muslimin dari kalangan tertentu, yang memperjuangkan Islam. “Ketika pidato dalam sebuah kongres perempuan di semarang para tahun 1930-an, Soekarno dalam pidatonya mengatakan bahwa kami merangkul seluruh golongan umat beragama dalam satu wadah Partai Nasional Indonesia (PNI), karena selurauh rakyat Indonesia tidak seluruhnya memeluk Agama Islam, akan tetapi di belahan timur indonesia diantara saudara kita tidak memeluk Agama Islam”. Itu lah petikan pidato soekarno yang membuat curiga dari kalangan kaum muslimin. terutama dari kelompok M.Natsir di Bandung.  Soekarno dengan gerakan Nasionalisnya terinsfirasi dari gerakan nasionalis Negara Turki yang dilancarkan oleh Mustafa Kemal Pasha (attartuk).
Demikianlah pergerkan nasionalisme bangsa Indonesia, dipenuhi dengan akar ide yang berbeda. Namun satu jua. Hal inilah yang ingin saya sampaikan sebagai penulis. Tulisan ini diambil dari makalah mata kuliah Sejarah pergerakan Nasional Indonesia yang dibina Oleh Drs. Djojo dan Drs. Fajriudin M.Ag.

Jumat, 21 Oktober 2011

Mama Arif Muhammad Dan Jejak Peninggalanya.


Oleh : Dedi Abdul Hakim

Islamisasi di Garut tidak akan pernah terlepeas dari tokoh mama Arip Muhammad, Arif Muhammad adalah seorang sosok kharismatik yang berperan aktif dalam proses penyebaran ajaran Islam (Islamisasi) di daerah Garut, Jawa Barat. Dalam beberapa literatur, Arif Muhammad disebutkan berasal dari daerah Timur Tengah, Baghdad. Namun, entah karena sebab apa, beliau akhirnya menjadi panglima perang pada kerajaan Mataram. Bila mendengar cerita lisan dari penduduk setempat atau dari penduduk kampung pulo, bahwa “Arif Muhammad adalah panglima perang dari kerajaan Mataram. Ia diutus Sultan Agung untuk mengusir VOC di Batavia pada 1645. Kemudian Arif Muhammad berangkat menuju Batavia untuk menyerang VOC. Sayangnya, Arif Muhammad beserta pasukannya berhasil ditekuk mundur.”
Kegagalan Arif Muhammad membuatnya malu sendiri untuk kembali ke Mataram. Selain itu, ia takut terhadap Sultan Agung yang akan membunuhnya apabila ia mengetahui bahwa Arif Muhammad kembali dengan membawa kegagalan. Oleh karena itu, Arif Muhammad memutuskan untuk mengasingkan diri. Garut, dipilihnya sebagai tujuan. Selain itu, ia berniat menyebarkan agama Islam di daerah Parahyangan Timur. Awalnya, ia berdakwah di daerah Tambak Baya.
Beberapa waktu kemudian, Arif Muhammad berpindah ke tempat lain. Adiknya kemudian meneruskan dakwahnya di Tambak Baya. Sedangkan Arif Muhammad berdiam di sebuah kampung di desa Cangkuang. Setelah beberapa lama, kini di desa tersebut terdapat danau kecil atau situ. Kampung tempat tinggal Arif Muhammad terpisah dan membentuk sebuah pulau. Lantas, kampung tersebut dinamai Kampung Pulo yang artinya sebuah kampung yang terdapat di tengah pulau.
Pendiri kampung pulo
Sebuah kampung sederhana yang dikelilingi oleh danau (baca: situ) berdiri di area lahan yang terletak di Ds. Cangkuang Kec. Leles Kab. Garut itu adalah sebuah perkampungan yang sarat akan sejarah Islamisasi di daerah Garut, khususnya wilayah Cangkuang.
Semenjak Sultan Agung  mengalami kekalahan ketika hendak menyerang Banten dan Blambangan, ia kemudian melakukan ekspansi wilayah kembali dengan menyerang daerah Batavia (sekarang Jakarta).(Dinasa Pariwisata DKI:,Jakarta:127) Penyerangan ini dipimpin oleh Pangadegan, Wirajaya, Wirabaya, dan Arif Muhammad.    Namun, dalam perjalanan sejarahnya, penyerangan kali ini pun berakhir dengan kegagalan yang telak. Ke-empat pemimpin perang ini dikalahkan dan harus mundur. Satu di antara ke empat panglima perang Mataram itu berhasil meloloskan diri bersama belasan prajuritnya. Setelah beberapa lama, akhirnya mereka sampai didaerah Cangkuang.
Pada saat itu penduduk Kampung Cangkuang masih sedikit dan belum mengenal agama Islam. Penduduk Cangkuang masih memeluk kepercayaan Animisme, Dinamisme, dan agama Hindu.  Setelah cukup lama menetap di Cangkuang, Arif Muhammad dan para sahabatnya berniat menyebarkan agama Islam kepada penduduk setempat. Karena prajurit Mataram ini ramah dan pandai bergaul, dengan sendirinya kehadiran mereka dapat diterima dengan baik oleh penduduk Cangkuang maupun penduduk dari luar Cangkuang.
Untuk memperkokoh penyebaran Islam di wilayah Cangkuang, kemudian Arif Muhammad membangun sebuah masjid sederhana (mesjid pulo) yang sampai sekarang masih ada. Untuk keperluan berwudhu, Arif Muhammad membendung parit yang airnya berasal dari Sungai Cicapar dan akhirnya terbentuklah sebuah danau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Situ Cangkuang. Arif muhammad dan sahabatnya tinggal ditengah danau yang disebut Kampung Pulo.
Ketika Islam menjadi pegangan hidup penduduk Cangkuang, khususnya masyarakat di Kampung Pulo, Arif Muhammad tetap menghargai adat istiadat setempat, atau kebisaaan penduduk setempat. Misalnya, larangan untuk tidak boleh bekerja atau berziarah pada hari rabu. hal itu berlaku hingga hari ini.
“Arif Muhammad telah menikah dengan seorang perempuan dan telah memiliki tujuh orang anak, enam anak perempuan dan satu anak laki-laki. Namun hingga saat ini, belum diketahui istri dan silsilah keturunan daripada Arif Muhammad. Hal ini disebabkan karena tidak tersedianya manuskrip atau bukti otentik akan biografi (riwayat hidup) dari Arif Muhammad. Cerita yang berkembang saat ini hanya disampaikan dari mulut ke mulut
Dalam perjalanan sejarahnya, Arif Muhammad yang kemudian dikenal dengan sebutan Sembah Dalem Arif Muhammad, mempunyai tujuh orang anak, enam wanita dan satu laki-laki. Ketujuh anaknya tersebut dilambangkan dengan tiga buah rumah adat disebelah kiri dan tiga buah  lagi di sebelah kanan. sedangkan sebagai lambang putranya didirikan masjid adat yang sampai sekarang masih dapat dilihat. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendiri daripada Kampung Pulo adalah Sembah Dalem Arif Muhammad. Demikian sebuah peninggalan dari mama Arif Muhamaad atau embah Dalem Arif Muhammad yang masih dapat kita saksikan di Ds. Cangkuang Kec. Leles Kab. Garut, merupakan suatu warisan budaya kita yang perlu diketahui.