Laman

Minggu, 06 Januari 2013

Kader Ulul Albab Kota Bandung Kuatkan Silih Asah, Asih Dan Asuh.



Oleh: Dedi Abdul Hakim[1]
Silih asah, Silih asuh  dan Silih asih, mengapa filosofi ini yang meuncul,  inilah yang diajarkan oleh orang tua kita dahulu tatkala mendidik anak mudanya untuk ditempa menjadi generasi penerus yang berakhlak baik (Islami).
Silih asah terkandung semangat motivasi , spirit, kesabaran, dan memiliki sasaran tujuan, selanjutnya silih asuh, memiliki kandungan makna menjaga, membimbing dengan rasa ikhlas, membina dengan rasa tanggung jawab dan selanjutnya silih asih, mengandung makna rasa indah/keindahan/ cinta kasih sayang yang jujur dan setia. [2]
Diharapkan kepada seluruh rengrengan Pengurus daerah Kota bandung Tertanam dalam hati sanubarinya untuk memiliki filosofi silih asah, silih asuh dan silih asih.

Menjadi Mahluk Peka Terhadap Peristiwa


"Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, Maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal."

Subhanallah betapa Allah menurunkan ayat ini supaya manusia sadar betapa sayangnnya Allah kepada mahluknya sampai airpun dibahas sebagai suatu sumber kehidupan bagi seluruh mahluk yang ada dimuka bumi, artinya apa bahwa manusia jangan sampai salah kaprah dalam menggunakan air. Allah menurunkan hujan dengan segenap ketulusan kepada manusia supaya digunakan sebijak mungkin.

Mahasiswa Harus Mengerti Sejarah



“Guru wu mengungkapkan, masa lalu adalah sejarah, masa kini adalah anugrah dan masa yang akan datang adalah miisteri”[1]

Oleh Dedi Abdul Hakim[1]

Berawal dari perkuliahan saya waktu semester 2 dijurusan, matakuliah waktu itu adalah Pengantar ilmu sejarah , saat masuk dan kemudian duduk dibangngkunya dalam kelas si dosen tiba-tiba melemparkan pertanyaan kepada mahasiswa sambil memeriksa absen. Pertanyaanya adalah” apa yang kalian ketahui mengenai pengertian sejarah?” semua mahasiswa tidak ada yang berani menjawab, saya pun hanya diam. Ada mahasiswa yang berani mengungkapkan pendapatnya setelah disebut dari absen yang dipegang dosen, dia menjawab dengan secara pasti, tapi jawabannya tidak memuaskan si dosen, ketika saya pun disebut nama oleh dosen, saya hanya diam tidak menjawab, jawaban saya “tidak Tahu pak”.
Hampir seluruh mahasiswa yang menjawab tidak memuaskan jawaban yang diharapkan oleh dosen, tapi itu tidak mejadi soal, si dosen itu pun mengungkapkan dengan sendirinya perihal pengertian sejarah” sejarah adalah manusia dalam dimensi waktu, baik itu semenit yang terlewat, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan abad” semua mahasiswa menuliskan petuah dari dosen saya tersebut. Entah dari buku mana beliau mengungkapkan pengertian tersebut yang jelas memang manusia itu ada dalam dimensi waktu. Tetapi mari kita buka satu-persatu pengertian sejarah dari para ahli. Baca selengkapnya......