Bila kita membicarakan tentang Orde Baru pasti sangat erat kaitanya
dengan kediktatoran soeharto saat berkuasa di Indonesia selama 32 tahun, tepat
pada tanggal 11 maret 1966 soeharto mengkudeta pemerintahan Soekarno. Pada
saaat itu momen politik Indonesia yang selalu berubah membuat kekuasaan
soekarno mulai tergonjang-ganjing. Kedekatan Soekarno dengan beberapa tokoh
komunis Indonesia seperti D.N. Aidit membuat simpati rakyat menurun. Momen
tersebut dimangfaatkan oleh Soeharto untuk mengambil hati rakyat Indonesia
untuk mencitrakan dirinya sebagai penyelamat pancasila sebagai idiologi negara Indonesia dari
komunis. Disaat Soeharto menjadi jendral besar negara Republik Indonesia,
disaat itu kita kenal dalam pelajaran Sejarah Indonesia, tentang peritiwa Madiun,
Jakarta. Pada peristiwa gerakan gestapu/ gerakan 30 september 1965. Pergolakan
masa transisi dari pemerintah Orde Lama menuju Orde Baru sangat diwarnai dengan
kekerasan. Bahakan banyak dari kalangan akademis (mahasiswa) yang turut menjadi
korban. Saat tuntutan masyarakat untuk menurunkan harga bahan bakar bensin,
turunkan harga karcis bis kota dan bubarkan komunis di balas dengan berendelan
peluru tentara yang masih membela soekarno.
Dalam makalah ini kami akan mencoba mengungkapkan tentang keadaan Indonesia
dari kejayaan Orde Lama yang digantikan oleh kekuasaan Orde Baru. Kami mencoba
untuk menyuguhkan informasi tentang Orde Baru yang perlu sekiranya di ungkapkan
dalam forum diskusi dari materi makalah ini, dengan tema besar tentang Orde
Baru, agar tidak meluas pada permasalahan yang lain dan menyesuaiakan dengan
materi silabus maka kami akan membahas beberapa pembahasan tentang proses
kelahiran Orde Baru, kebijakan transisi, pran jendral Soeharto, dan sidang
MPRS. Sekiranya hanya ini yang akan di bahas dalam makalah ini, berkenaan
dengan tema besarnya.
Proses kelahiran Orde Baru, tidak bisa kita sangsikan behwa
kegagalan Soekarno dalam memimpin pemerintahan republik Indonesia yang telah
mengubah sistem pemerintahan dari sistem demokrasi terpimpin menuju demikrasi
Libelar, kemudian ketidakjelasan dalam pemerintahan membuat rakyat menjadi
sengsara. Pembanunan ekonomi yang lamban dan tidak bisa mengatasi permasalahan
pembludakan jumlah penduduk sehingga stabilitas politik pun menjadi morat
marit. Dikarnakan sering terjadinya perombakan kabinet dan perdana mentri serta
sistim yang tidak terlalu jelas dalam menangani dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
yang baru saja menginjak 20 tahun.
Kebijakan masa transisi adalah mengurangi partai politik yang ada
di Indonesia, dan puncak kekuasaan yang berhasil didirikan oleh Soeharto dalam menagnai
kesetabilan politik adalah melakukan rencana pembangunan ekonomi dan membuka
kebijakan luar negeri Indonesia.
Sepak terjang soeharto, yang telah memimpin Indonesia sejak tahun
1966 tidak bisa disangsikan begitu saja sebagai bapak pembangunan. Peran
soeharto dalam memberantas komunisme pun tidak bisa di kesampingkan begitu
saja, ketika sembilan jendral telah berhasil di bunuh oleh PKI dan beberapa
peristiwa akibat keganasan komunis membuat soeharto berupaya untuk melakukan
kudeta terhadap pemerintahan Soekarno. Kita dapat menyaksikan ketika timbul
suatu peritiwa di tahun 1965, ketika demontrasi yang dilakukan oleh mahasiswa
untuk menuntut soekarno mundur dan meruntuhkan rejim Orde Lama, untuk mendirikan
suatu rejum baru. Peran sueharto dapat merangkul rakyat dan mengambil simpati
ketika terjadi suatu peristiwa besar, puncaknya adalah keganasan PKI dalam
pembantaian yang terjadi di madiun.
Stabilitas politik yang membawa Indonesia menjadi macan asia
didalam bidang militer di kawasan asia tenggara, stabilitas politik yang
mempuni ternyata banyak mengorbankan sebagian lawan politik soeharto. Dimana
keluarga dari Soekarno menjadi bulan-bulanan antek-antek soeharto yang terus
mengawasi gerak-gerik keluarga Soekarno.
Yang menurut ricklef, bahwa kestabilitasan ekonomi Indonesia dimasa
Orde Baru membuat hati rakyat tersentuh. Harga beras menjadi murah, harga
bensin murah, dan sebagainya. Pendapatan perkapita rakyat Indonesia menjadi
meningkat. Dapat bersaing dengan negara-negara di sekitar Asia Tenggara.